Mengamankan PHP
Mengamankan PHP Apache
Untuk membatasi serangan hacker pada PHP dalam instalasi LAMPP (Linux, Apache, MySQL, PHP, PHPMyAdmin), Anda dapat mengambil beberapa langkah keamanan untuk melindungi aplikasi web Anda dari berbagai jenis serangan. Berikut adalah beberapa konfigurasi dan praktik keamanan umum yang dapat membantu Anda:
1. Update PHP: Pastikan Anda menjalankan versi PHP yang paling baru dan selalu diperbarui. Setiap pembaruan PHP biasanya mencakup perbaikan keamanan. Anda juga dapat mempertimbangkan untuk menggunakan PHP versi 7.x atau yang lebih baru, karena ini mendukung peningkatan keamanan dan kinerja.
2. Konfigurasi PHP: Edit file php.ini di dalam direktori LAMPP Anda (biasanya di /opt/lampp/etc/php.ini atau /etc/php/apache/php7.x/php.ini) dan terapkan konfigurasi keamanan berikut:
- Batasi maksimum ukuran upload file dengan parameter
upload_max_filesize
danpost_max_size
. - Matikan
register_globals
. - Matikan
allow_url_fopen
danallow_url_include
untuk mencegah inklusi dan akses ke URL eksternal. - Setel
display_errors
menjadi Off dalam produksi untuk menghindari menampilkan kesalahan PHP ke publik. - Aktifkan disable_functions untuk memblokir fungsi-fungsi berbahaya jika Anda tahu apa yang Anda lakukan.
- Aktifkan open_basedir untuk membatasi direktori yang diizinkan PHP untuk mengakses.
3. Menggunakan opsi disable_functions
dalam konfigurasi PHP dapat membantu mengurangi risiko keamanan dengan memblokir fungsi-fungsi tertentu yang dapat digunakan oleh penyerang untuk melakukan aktivitas berbahaya. Namun, penggunaan disable_functions
harus dilakukan dengan hati-hati, karena mematikan fungsi-fungsi tertentu dapat mempengaruhi fungsi normal dari aplikasi PHP Anda. Beberapa fungsi yang sering kali dinonaktifkan karena potensi risiko keamanan termasuk:
- exec: Fungsi
exec()
digunakan untuk menjalankan perintah shell dari dalam skrip PHP. Ini harus dinonaktifkan untuk mencegah penyerang menjalankan perintah shell di server Anda. - system: Sama seperti
exec()
,system()
juga digunakan untuk menjalankan perintah shell. Ini harus dinonaktifkan. - shell_exec: Fungsi
shell_exec()
juga digunakan untuk menjalankan perintah shell dan harus dinonaktifkan. - passthru:
passthru()
adalah fungsi lain yang dapat digunakan untuk menjalankan perintah shell. Ini juga harus dinonaktifkan. - popen:
popen()
memungkinkan skrip PHP untuk membuka pipe ke proses eksternal. Ini harus dinonaktifkan. - proc_open: Fungsi ini serupa dengan
popen()
dan juga digunakan untuk menjalankan proses eksternal. Ini harus dinonaktifkan. - eval: Fungsi
eval()
digunakan untuk mengeksekusi kode PHP dari string. Penyerang dapat memanfaatkannya dengan memasukkan kode berbahaya ke dalam string. - assert: Fungsi
assert()
juga dapat digunakan untuk mengeksekusi kode PHP dari string. Ini harus dinonaktifkan. - system_popen: Ini adalah alternatif lain untuk
popen()
dan harus dinonaktifkan. - dl: Fungsi
dl()
digunakan untuk memuat ekstensi PHP dinamis. Ini dapat membuka celah keamanan jika dinonaktifkan. - proc_close: Ini adalah fungsi terkait dengan
proc_open()
yang digunakan untuk menutup proses yang telah dibuka denganproc_open()
. Dinonaktifkan juga. - pcntl_exec: Fungsi ini memungkinkan penggunaan fungsi
exec()
dalam lingkungan PHP-FPM. Jika Anda tidak menggunakannya, disarankan untuk dinonaktifkan.
Cari baris yang mengandung disable_functions
. Jika Anda tidak menemukannya, Anda dapat menambahkannya di bagian paling bawah file php.ini.
Tambahkan nama fungsi-fungsi yang ingin Anda nonaktifkan, dipisahkan oleh tanda koma. Misalnya, jika Anda ingin menonaktifkan fungsi exec, system, dan eval, tambahkan baris berikut:
disable_functions = exec, system, eval
Setelah menyimpan perubahan, Anda perlu merestart Apache agar perubahan ini berlaku:
sudo /opt/lampp/lampp restart
Pastikan bahwa Anda memeriksa bahwa aplikasi PHP Anda tetap berfungsi dengan baik setelah mengaktifkan disable_functions, karena beberapa fungsi PHP mungkin diperlukan untuk fungsi normal aplikasi Anda. Selalu uji aplikasi Anda dengan cermat setelah mengubah pengaturan ini.
4. Firewall:
Konfigurasikan firewall Anda untuk membatasi akses ke server web Anda hanya untuk port yang diperlukan. Pastikan akses SSH Anda juga dibatasi.
5. Monitoring Aktivitas: Pantau aktivitas server Anda secara berkala dengan alat seperti fail2ban atau intrusion detection system (IDS)
6. Backup Rutin: Selalu lakukan pencadangan data penting dan konfigurasi server secara berkala.
7. Pendidikan Diri: Tingkatkan pengetahuan Anda tentang praktik keamanan PHP yang lebih lanjut dan tren terbaru dalam keamanan web.
8. Dokumentasi: Selalu dokumentasikan kode Anda dengan baik dan pastikan Anda mengikuti praktik keamanan yang direkomendasikan untuk bahasa pemrograman PHP.